Tips bagi para Relawan saat mengevakuasi mayat



Ada cerita lain dibalik musibah Tsunami yang menerjang Aceh 24 Desember 2006 silam. Ada penyakit menular yang menjangkiti beberapa relawan yang melakukan kegiatan evakuasi mayat. Dilaporkan terjadi kasus pembusukan jari tangan 2 orang relawan warga aceh dengan pembentukan gas pada luka tersebut, Hal ini terjadi akibat kontaminasi dari mayat saat melakukan evakuasi jenazah.

Tim Dokter bedah terpaksa melakukan amputasi sampai pergelangan tangan karena kedua relawan tersebut, sudah demam hebat menggigil (>39 drajat C) bahkan sempat kejang2. Kemungkinan mereka terkena infeksi bakteri Clostridium perfringens (BUKAN HERPES; Virus herpes tidak menempati jaringan yang membusuk dan sangat jarang fatal).


Menurut penduduk setempat sejak 2 hari kedua orang itu mengangkat mayat-mayat dari halaman sekitar Rumah Sakit Sigli dimana kondisi mayat-mayat tersebut telah meleleh. Untuk menghindari resiko buruk bagi para relawan yang melakukan kegiatan evakuasi mayat (khususnya mayat yang telah membusuk), berikut beberapat Tips yang perlu diperhatikan:

  • Siapkan Spiritual, fisik dan mental. Yakinkan anda benar2 mau melakukan ini demi menolong dan beramal kepada sesama manusia. Sudah ada 32 relawan "swasta" asal Sumbar dan Sulsel yang pulang kembali karena muntah2 dan kesurupan. Katanya karena diganggu roh2 korban bencana.
  • Perlengkapan utama selain keperluan untuk survival (senter, pisau, korek gas, jas hujan) ialah MASKER, dan seperti kasus SARS usahakan masker standar minimal W.H.O (tipe N-95), Bukan masker kamar operasi (apalagi saputangan yang dilipat seperti yang ada sekarang, bukan juga masker penggergajian kayu yang ada filternya tapi tidak efektif untuk menyaring kuman di udara). Selain itu bila akan mengevakuasi mayat, pakailah corpses gloves seperti standar petugas kamar mayat. Bukan menggunakan handschoen karet tipis (gammex) yang mudah robek, yang mestinya dipakai untuk menangani pasien hidup di RS.
  • Pakailah topi untuk mencegah cipratan cairan tubuh dari tubuh mayat, yang lengket dan dapat melekat pada rambut anda dan kemudian meleleh ke makanan saat anda makan. Beberapa relawan telah kena diare yang ditengarai disebabkan kuman2 Clostridia melalui jalan tersebut diatas.
  • Cucilah tangan anda sebelum dan sesudah mengangkat 1 mayat. Boros? Memang tapi kita tak ingin ada lagi para relawan yang jadi korban diare atau pnyakit fatal. Gunakan sabun antiseptik seperti Lifebuoy, Nuovo atau apapun namanya. Cucitangan selama 5 menit. Lebih baik lagi jika ada sikat pencuci tangan seperti dikamar operasi (HIBISCRUB BRUSH) untuk menyikat bagian2 lipatan kulit, daerah yang sulit terjangkau dan kuku. Usahakan sabun antiseptik cair.
  • Betadine kecil, alkohol 70 %, plester/bandaid, kasa gulung, Daryanttulle, gunting kecil, mata pisau bedah / scalpel - bisa dibeli di Apotik2- dan tali hendaknya selalu tersedia disamping air bersih pada veldples, sedikit gula dan garam, dan air mineral atau supplement elektrolit (Pocari Sweat) karena uap garam dari laut yang bercampur bau mayat merupakan racun yang membuat kita banyak kencing dan kehilangan cairan dan elektrolit. Jangan pernah meminum energy drink supplement yang dapat membuat anda tidak cukup tidur dan pada akhirnya menurunkan daya tahan dan energi anda. Segeralah tidur pada waktunya. Bersikaplah dewasa dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah rakyat yang ada pada pundak anda.
  • Pakai celana katun bukan jeans (berat jika kena air dan lumpur) maupun bahan parasut (membuat sirkulasi panas tubuh dan aliran keringat tidak baik) saat anda mengangkut mayat. Pakailah sepatu dan kaus kaki. Jangan enggan karena takut becek jika masuk ke lumpur, rawa dan kubangan air. Beberapa penduduk di Meulaboh telah terkena gigitan ular akibat masuk ke rawa-rawa untuk mengambil mayat tetapi tanpa alas kaki. Cuci kaki dan jemur sepatu dan pakaian anda setiap hari. Membawa lebih dari 2 pasang sepatu adalah hal yang baik. Tidak harus sepatu boot, yang penting tertutup.
  • Jika anda luka segera dicuci dengan air mineral dan sabun antiseptik, disikat dan segera lapor pada pimpinan rombongan dan dokter anda. Jika luka itu sampai mengeluarkan darah (bukan lecet), lebih baik anda menunda kerja sampai luka itu kering.
  • Jangan gunakan tissue anti nyamuk (mosquito repelllent) yang dapat menyebabkan abrasi kulit. Kalau terpaksa sekali gunakan obat nyamuk semprot/bakar, tentu dengan tetap menjaga agar asapnya tidak mengganggu saluran nafas.
  • Minum obat pencegahan Malaria yaitu Chloroquine (Nama Dagang = Nivaquine/Malarex/ Resochin) 2 tablet perminggu atau jika tidak alergi sulfa minum Fansidar (= Sulfadoxin-Pirimetamine) 1 tablet perminggu. Obat2 itu diminum sejak sebelum keberangkatan, kalau bisa 1 minggu sebelumnya, diminum selama didaerah itu dan sampai 1 bulan sejak pulang. Jika diduga terkena serangan malaria, gejala TRIAS yang beturut-turut = Menggigil ==>Demam==>Banyak berkeringat, segera konsultasi pada dokter anda. Jika belum sempat bertemu dokter minum 4 tablet Chloroquine pada hari I, 2 tab pada hari ke II dan 2 tab pada hari ke III. Kurang lebih 1/2 jam sebelumnya minumlah paracetamol/Panadol dan Metoclopramide/Primperan 1 tablet.
  • Bawalah Obat2an pribadi seperti Amoksisilin, tetrasiklin, oralit, bactrim, bisolvon, benadryl, obat semprot asma dsb, agar anda tidak merepotkan anggota tim lainnya. Toh obat itu bisa dipakai oleh saudara2 kita korban bencana disana.
From Mario, SST [Badan Latbang Sosial] Sumber: http://www.depsos.go.id/